Pendidikan Anak ala Nabi Muhammad ﷺ | Menurut Alquran, Hadis, Tafsir Ulama Salaf dan Kontemporer

Table of Contents

Pendidikan Anak ala Nabi Muhammad

Dalam Islam, anak dipahami sebagai nikmat (هبة), amanah, sekaligus ujian.
Menyambut kelahiran anak dengan tasyakuran—baik berupa doa, dzikir, aqiqah, maupun sedekah—adalah wujud syukur kepada Allah SWT dan peneguhan komitmen orang tua untuk mendidik anak dalam iman, akhlak, dan tanggung jawab sosial. 

Dalil Al-Qur’an tentang Anak

Anak sebagai karunia Allah

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
(QS. Asy-Syûrâ: 49–50)

Terjemah: “Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia menganugerahkan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan menganugerahkan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki….”

Poin dakwah: Anak adalah anugerah Ilahi; kewajiban orang tua adalah bersyukur dan merawat amanah itu. 

Anak sebagai perhiasan dunia

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
(QS. Al-Kahf: 46)

Terjemah: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia; sedang amalan-amalan (yang kekal) lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu….”

Poin dakwah: Anak harus dididik agar menjadi amal jariyah yang menyelamatkan orang tua di akhirat. 

Anak sebagai ujian

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ
(QS. At-Taghâbun: 14)

Terjemah: “Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu; maka berhati-hatilah….”

Poin dakwah: Anak bisa menjadi fitnah jika tidak dididik dengan benar. 

Hadis-Hadis Pokok tentang Anak dan Pendidikan

Anak lahir di atas fitrah

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ»
(HR. al-Bukhārī, no. 1385; Muslim, no. 2658)

Makna: Setiap anak lahir dengan kesucian (tauhid), orang tualah yang membentuk arah kehidupannya (agama, akhlak, dan lingkungan).

Orang tua sebagai pemimpin

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا...»
(HR. al-Bukhārī, no. 893; Muslim, no. 1829)

Makna: Orang tua adalah pemimpin dalam keluarganya, dan akan ditanya tentang anak-anak serta keluarganya.

 

Sunnah menyambut bayi (tahnik & doa)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «أُتِيَ النَّبِيُّ ﷺ بِالصَّبِيِّ مِنْ أَصْحَابِهِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِ، وَيَحْنِكُهُ»
(HR. al-Bukhārī, no. 5467; Muslim, no. 2145)

Makna: Nabi menyambut kelahiran bayi dengan doa keberkahan dan tahnik (mengoleskan kunyahan kurma ke langit-langit mulut bayi).

Perintah shalat sejak dini

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ»
(HR. Abū Dāwūd, no. 495; dinyatakan shahīh oleh al-Albānī)

Makna: Anak diperintahkan shalat sejak usia 7 tahun, dan ditegaskan dengan disiplin ketika berusia 10 tahun.

Hadiah terbaik dari orang tua

عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ نِحْلًا أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
(HR. at-Tirmidhī, no. 1952; hasan)

Makna: Warisan dan hadiah terbaik orang tua kepada anaknya adalah pendidikan adab yang baik.

 

TAFSIR ULAMA SALAF & KONTEMPORER

Ibn Kathîr Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, QS. ash-Shûrâ: 49–50

يُعْطِي مَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ وَيُعْطِي مَنْ يَشَاءُ الْإِنَاثَ، وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا، فَكُلُّ ذَلِكَ بِقَضَائِهِ وَقَدَرِهِ، وَحِكْمَتِهِ وَعَدْلِهِ.

“Allah memberi siapa yang Dia kehendaki anak laki-laki, dan memberi siapa yang Dia kehendaki anak perempuan, dan menjadikan siapa yang Dia kehendaki mandul. Semua itu menurut qadhâ’ dan qadar-Nya, hikmah dan keadilan-Nya.”

Makna: Anak adalah karunia Allah, wajib disyukuri dan diterima dengan ridha.

Al-Qurthubî Tafsîr al-Qurthubî, QS. ash-Shûrâ: 49

وَفِي هَذَا بَيَانٌ أَنَّ الْوَلَدَ عَطَاءٌ مِنْ اللَّهِ، لَا بِالطَّلَبِ وَلَا بِالْكَسْبِ، فَيُعْطِي الْإِنَاثَ مَفْرَدَاتٍ، وَالذُّكُورَ مَفْرَدَاتٍ، وَيَجْمَعُ بَيْنَهُمَا، وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا.

“Ayat ini menunjukkan bahwa anak adalah pemberian Allah, bukan semata usaha manusia. Kadang Allah memberi perempuan saja, kadang laki-laki saja, kadang keduanya, dan kadang tidak memberi (mandul).”

Makna: Ragam pemberian anak adalah hikmah Allah.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah Tuhfatul Maudûd bi Ahkâm al-Maulûd, hlm. 162

وَمِنْ حُقُوقِ الْوَلَدِ عَلَى وَالِدِهِ: أَنْ يُحَسِّنَ اسْمَهُ، وَيُحْسِنَ تَرْبِيَتَهُ، وَيُعَلِّمَهُ دِينَهُ وَالْقُرْآنَ، وَيُؤَدِّبَهُ بِالْآدَابِ الشَّرْعِيَّةِ.

“Termasuk hak anak atas orang tuanya: diberi nama yang baik, dididik dengan baik, diajarkan agama dan al-Qur’an, serta dibekali dengan adab-adab syar‘i.”

Makna: Hak anak: nama baik, aqiqah, pendidikan agama & akhlak.

Wahbah al-Zuhailî Tafsîr al-Munîr, Juz 23, hlm. 226

الْوَلَدُ نِعْمَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي الْوَقْتِ نَفْسِهِ هُوَ ابْتِلَاءٌ، فَيَجِبُ عَلَى الْوَالِدَيْنِ أَنْ يَشْكُرَا اللَّهَ عَلَيْهِ بِتَرْبِيَتِهِ تَرْبِيَةً صَالِحَةً، وَتَزْكِيَتِهِ بِالْإِيمَانِ وَالْأَخْلَاقِ.

“Anak adalah nikmat besar sekaligus ujian. Maka wajib bagi kedua orang tua mensyukurinya dengan mendidik anak secara shalih, menumbuhkan iman dan akhlak.”

Makna: Anak adalah nikmat sekaligus ujian; pendidikan jadi konsekuensi syukur.

5. Yusuf al-Qaradhâwî Tarbiyat al-Awlâd fî al-Islâm, hlm. 15

التَّرْبِيَةُ الْإِسْلَامِيَّةُ لِلْأَوْلَادِ يَجِبُ أَنْ تَكُونَ شَامِلَةً: تَرْبِيَةً إِيمَانِيَّةً وَعِبَادِيَّةً وَخُلُقِيَّةً وَاجْتِمَاعِيَّةً.

“Pendidikan Islami bagi anak haruslah bersifat menyeluruh: mencakup pendidikan iman, ibadah, akhlak, dan sosial.”

Makna: Pendidikan anak harus holistik.

6. Sayyid Qutb Fî Zhilâl al-Qur’ân, QS. al-Kahf: 46

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَلَكِنَّهَا فِي الْحَقِيقَةِ مَسْؤُولِيَّةٌ أَخْلَاقِيَّةٌ وَتَكْلِيفٌ ثَقِيلٌ.

“Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Namun pada hakikatnya, ia adalah tanggung jawab moral dan beban amanah yang berat.”

Makna: Anak sebagai perhiasan menuntut tanggung jawab moral.

KISAH-KISAH MULIA

 

Tahnik Hasan & Husain – Nabi mendoakan & men-tahnik cucu-cucunya.

Kasih sayang Nabi – Beliau mencium Hasan dan Husain di hadapan sahabat (HR. Bukhârî).

Menyambut Fatimah – Nabi berdiri, mencium, dan mempersilakannya duduk (HR. Abû Dâwûd no. 5217).

Doa Nabi untuk cucunya – اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا (HR. Bukhârî no. 3749).

 

CARA NABI MENDIDIK ANAK

Menanamkan cinta Allah & Rasul – melalui doa & teladan.

Pembiasaan ibadah – shalat sejak umur 7 tahun.

Uswah hasanah – memberi contoh langsung.

Kelembutan – Nabi membiarkan Hasan & Husain naik ke punggungnya saat sujud (HR. Nasa’i).

Doa & harapan – senantiasa mendoakan anak & cucu.

Keadilan – melarang ketidakadilan antara anak-anak (HR. Bukhârî no. 2587).

Nama baik & aqîqah – bagian dari hak anak.

 

DOA-DOA ORANG TUA

Doa penyejuk mata
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ … (QS. Al-Furqân: 74)

Doa Nabi Ibrahim a.s.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (QS. Ash-Shaffât: 100)

 

PANDANGAN ULAMA TENTANG PENDIDIKAN ANAK

Ibn Qayyim: Banyak kerusakan anak karena orang tua lalai mendidik agama.

Al-Ghazâlî: Hati anak bagaikan tanah kosong; isi dengan tauhid & adab.

Yusuf al-Qaradhawi: Pendidikan anak adalah membentuk al-insân ash-shâlih (manusia saleh).

 

Kesimpulan

Anak adalah nikmat, amanah, dan ujian.

Syukur atas kelahiran harus diwujudkan dalam tasyakuran dan pendidikan anak.

Nabi Muhammad memberikan teladan pendidikan anak: kasih sayang, doa, ibadah, adab, dan keadilan.

Orang tua adalah pemimpin yang akan ditanya tentang anak-anaknya.

Pendidikan anak bukan sekadar ritual, tetapi komitmen jangka panjang untuk melahirkan generasi beriman dan berakhlak.

 


Posting Komentar