Maulid Nabi : Pemuda yang Tumbuh dalam Ibadah
Materi Kajian Pemuda: “Pemuda yang Tumbuh dalam Ibadah”
الحمد لله الذي هدانا للإسلام، وجعلنا من أمة سيد الأنام، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين
كان صلى الله عليه وسلم أحسن الناس خَلقاً وخُلقا، وأهداهم إلى الحق طرقاً، كان خلقه القرآن، وشيمته الغفران، ينصح للإنسان، ويفسح في الإحسان، ويعفو عن الذنب إذا كان في حقه وسببه؛ فإذا ضُيع حق الله لم يقم أحدٌ لغضبه.
Memuji Nabi
Sholawat adalah berusaha memuji Nabi. Kita tidak sanggup
jika memuji semua sifat Nabi. وعن بعض وصف معناك يقصر لسان المادح
المطيل Contoh satu sisi saja yaitu sifat sakho’ (luman). Saking
dermawannya, andaikan nabi punya dua baju diminta satu diberikan. Syafaati
Liahlil Kabair Min Ummati. Tidak hanya
hal dunia, surga diberikan.
Artinya: “Syafa’atku (diperuntukkan) bagi umatku yang melakukan dosa-dosa besar.”
MA LA YUDROKU KULLUH LA YUTROKU KULLUH. Muji kita salah, kita ikut para ulama diantara lewat simtutduror, barzanji, dziba’ dll.
- Nabi yang pernah mukhotobah dengan Allah
- Nabi yang menjadi pemimpin semua nabi
- Kholid bin walid penglima perang, punya syaarotu rosulillah. Menaklukkan romawi di palestin. Imam Ahmad Bin Hambal. Menghindari mihnatil quran. Kholifah makmun. Musium Aya Shofa Turki (musium rambut nabi).
- Sunan Muria : Berkah Rizki
- Madinah : Ada Maqom Rosulillah
Orang hebat diukur musuhnya hebat – Nabi vs Abu Jahal – Romawi – Persi.
Nabi Musa vs Firaun
Hadis Pemuda Ibadah
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ
فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ،
وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ،
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ
اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ
يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya: “Tujuh golongan yang Allah naungi pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya… di antaranya: pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.”
Kedudukan Pemuda dalam Islam
Al-Qur’an menyinggung pentingnya masa muda:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا
بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
(“Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman
kepada Tuhan mereka, lalu Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” QS. Al-Kahf:
13)
Ayat ini menceritakan Ashhabul Kahfi yang berani mempertahankan iman di usia muda.
Nabi ﷺ sendiri banyak didukung pemuda: Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Abdullah bin Abbas, Muadz bin Jabal, dan Anas bin Malik.
Kisah-Kisah Teladan
Nabi Muhammad ﷺ
Sejak muda, beliau dijuluki al-Amīn (orang terpercaya). Tidak pernah ikut maksiat, pesta jahiliyah, atau menyembah berhala. Allah menjaga beliau dari pergaulan buruk.
Ali bin Abi Thalib r.a.
Masuk Islam sejak usia 10 tahun. Saat Nabi ﷺ hijrah, Ali rela tidur di ranjang beliau meski nyawa terancam. Inilah bukti pemuda yang berani berkorban demi agama.
Abdullah bin Umar r.a.
Sejak muda ingin ikut perang Badar. Ia terkenal rajin mengikuti sunnah Nabi secara detail, bahkan mengikuti jejak tempat Nabi shalat.
Ashḥābul Kahfi (QS. Al-Kahf: 13)
Allah menyebut mereka فِتْيَةٌ (pemuda). Mereka meninggalkan istana demi mempertahankan iman. Allah abadikan kisah mereka agar jadi teladan sepanjang zaman.
Imam al-Syafi‘i
Hafal Al-Qur’an usia 7 tahun, hafal al-Muwaththa’ usia 10 tahun. Masa mudanya diisi dengan ilmu dan ibadah.
Imam al-Nawawi
Sejak muda tidak suka bermain seperti anak-anak lain. Waktunya habis untuk ilmu. Karya Riyadhus Shalihin masih jadi rujukan hingga kini.
Penjelasan Ulama tentang "الشَّابُّ النَّشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ"
Ulama Klasik
Ibn Hajar al-‘Asqalānī (Fath al-Bārī, 2/144):
الشَّبَابُ مَظِنَّةُ غَلَبَةِ الشَّهْوَةِ، فَإِذَا تَمَكَّنَ فِي الْعِبَادَةِ مَعَ ذَلِكَ كَانَ أَعْظَمَ أَجْرًا مِمَّنْ عَبَدَ بَعْدَ أَنْ ضَعُفَ وَهَدَأَتْ شَهْوَتُهُ.
Pemuda adalah masa puncak syahwat. Bila ia istiqamah dalam ibadah, maka pahalanya lebih besar dibanding orang tua yang ibadah setelah lemah.
Al-Nawawī (Syarh Muslim, 7/120):
الْمُرَادُ بِهِ: الشَّابُّ الَّذِي نَشَأَ فِي طَاعَةِ اللَّهِ وَأَلْفَهَا مِنْ صِغَرِهِ حَتَّى صَارَتْ لَهُ خُلُقًا وَسَجِيَّةً.
Maksudnya adalah pemuda yang terbiasa dalam lingkungan ibadah sejak awal, hingga menjadi karakter.
Al-Ghazālī (Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn, Juz 3):
نَفْسُ الشَّابِّ كَالْفَرَسِ الْجَمُوحِ، إِنْ قَامَ عَلَيْهَا رَاعٍ حَاذِقٌ سَاسَهَا، وَإِلَّا أَلْقَتْ صَاحِبَهَا فِي الْمَهَالِكِ، فَإِذَا ضُبِطَتْ بِالْعِبَادَةِ كَانَتْ سَبَبًا لِلْفَوْزِ وَالْعُلُوِّ.
Jiwa seorang pemuda itu seperti kuda liar. Jika ada pengendali yang cakap, ia akan bisa menungganginya dengan baik. Tetapi bila tidak dikendalikan, kuda itu akan melemparkan penunggangnya ke jurang kebinasaan. Maka apabila jiwa pemuda dikendalikan dengan ibadah, ia akan menjadi sebab kemenangan dan kejayaan yang tinggi.
Nafsu pemuda seperti kuda liar, bila diarahkan dengan ibadah akan mengantarkan pada kejayaan.
Ulama Kontemporer
Yūsuf al-Qaraḍāwī:
الشَّبَابُ الَّذِي يَعِيشُ فِي ظِلِّ
الْعِبَادَةِ هُوَ حِصْنُ الْأُمَّةِ وَسَدٌّ مَنِيعٌ أَمَامَ أَمْوَاجِ
الشَّهَوَاتِ وَالْفِكَرِ الدَّخِيلَةِ.
Pemuda yang hidup dalam ibadah adalah benteng umat dari gelombang syahwat dan ideologi sesat.
Buya Hamka (Tafsir al-Azhar):
الشَّبَابُ الَّذِي يَقُومُ
بِالْعِبَادَةِ هُوَ كَالأَبْطَالِ الرُّوحِيِّينَ، لَا يَقْتَصِرُ عَلَى تَرْكِ
الْمَعَاصِي فَقَطْ، بَلْ يَجْعَلُ الدِّينَ نَفَسًا لِحَيَاتِهِ وَرُوحًا
لِوُجُودِهِ.
Pemuda yang beribadah ibarat “pahlawan rohani”, bukan hanya menolak maksiat, tetapi menjadikan agama sebagai napas hidupnya.
Asbāb al-Wurūd & Kondisi Saat Nabi Menyampaikan
Hadis ini tidak terkait peristiwa khusus, tetapi disampaikan di Madinah, saat Nabi ﷺ membina masyarakat baru.
Banyak pemuda Muslim berhadapan dengan godaan budaya
jahiliyah. Maka Nabi ﷺ memberi kabar gembira
agar mereka istiqamah dalam ibadah.
Relevansi dengan Generasi Z
Generasi muda saat ini menghadapi:
- Godaan digital: media sosial, hiburan tanpa batas, pornografi.
- Budaya globalisasi: hedonisme, materialisme, individualisme.
- Krisis identitas: sulit membedakan mana teladan yang benar.
Namun janji Rasulullah ﷺ ini menjadi motivasi. Pemuda yang menjaga ibadahnya akan mendapat naungan Allah di hari kiamat.
Cara Praktis Meraih Syafaat & Naungan Allah
Menjaga salat berjamaah:
Rasulullah ﷺ
bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ
رَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
(HR. Bukhari & Muslim)
“Barangsiapa pergi ke masjid pagi atau sore, Allah sediakan baginya tempat di surga.”
Menyibukkan diri dengan ilmu dan zikir.
QS. Al-Mujadalah: 11 – Allah mengangkat derajat orang
berilmu.
Menjaga akhlak dan pergaulan.
Nabi ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu mengikuti agama temannya, maka lihatlah siapa yang menjadi sahabatmu.” (HR. Abu Dawud no. 4833)
Mengendalikan hawa nafsu:
Rasulullah ﷺ
bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُعْجِبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Allah kagum kepada pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya.” (HR. Ahmad) +
Cara Meraih Syafaat Nabi Muhammad ﷺ
1. Menguatkan Tauhid & Menjauhi Syirik
Dalil: Syafaat hanya berlaku untuk orang yang diridhai Allah (QS. Al-Baqarah: 255; QS. An-Najm: 26). Nabi ﷺ bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Lā ilāha illā Allāh dengan tulus dari hatinya.” (HR. Bukhari).
Untuk Generasi Z: Jangan sampai menggantungkan hati pada "idola" media sosial, artis, atau tokoh global seolah penyelamat.
Jadikan Allah dan Rasul sebagai pusat cinta, bukan tren viral yang bisa menyesatkan.
2. Mencintai & Bershalawat kepada Nabi ﷺ
-
QS. الأحزاب: 56 ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾
Hadits: قال رسول الله ﷺ: «إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً»(رواه الترمذي)
Dalil: Allah memerintahkan shalawat (QS. Al-Ahzab: 56). Nabi ﷺ bersabda:
“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi).
Untuk Generasi Z: Gunakan media sosial untuk memperbanyak shalawat digital (misalnya mengunggah konten islami, dzikir, quotes shalawat).
Ikut majelis shalawat dan maulid untuk membangun kecintaan yang nyata, bukan sekadar simbolik.
3. Menjaga Shalat dan Ibadah Pokok
Dalil: Nabi ﷺ bersabda, “Syafaatku diperuntukkan bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Dawud).
Artinya, walaupun penuh dosa, tetap menjaga syahadat, shalat, puasa, dan amal pokok agar tidak terputus dari rahmat.
Untuk Generasi Z: Terapkan digital discipline → jangan kalah dengan notifikasi media sosial hingga lalai shalat.
Gunakan aplikasi pengingat shalat, atau challenge teman sekomunitas untuk berjamaah.
4. Membela & Meneladani Sunnah Nabi ﷺ
قال رسول الله ﷺ: «مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ شَهِيدٍ» (رواه الطبراني)
Dalil: Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku ketika umatku rusak, ia akan mendapat pahala syahid.” (HR. Thabrani).
Untuk Generasi Z: Di era globalisasi, trend hijrah jangan sekadar gaya. Terapkan sunnah sederhana: adab makan, salam, jujur dalam konten, tidak ikut-ikutan toxic lifestyle.
Membela Nabi ﷺ di dunia maya dengan cara bijak: menebar konten positif, melawan hoax, dan tidak ikut cyber-bullying.
5. Mendoakan dan Membantu Sesama (Syafaat Dunia)
Dalil: Nabi ﷺ bersabda, “Berilah syafaat (bantuan), niscaya kalian mendapat pahala.” (HR. Bukhari-Muslim).
Untuk Generasi Z: Manfaatkan media sosial untuk charity online, menggalang donasi, atau sekadar menyebarkan doa kebaikan.
Menjadi influencer kebaikan: memberi syafaat dunia lewat konten bermanfaat, bukan justru menyebar keburukan.
6. Menjaga Akhlak & Etika Digital
قال رسول الله ﷺ: «إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا» (رواه الترمذي)
Dalil: Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).
Untuk Generasi Z:Think before you post: jangan asal komentar kasar, hinaan, atau konten maksiat.
Gunakan digital footprint sebagai ladang amal, bukan dosa yang akan memberatkan di akhirat.
7. Istiqamah dalam Taubat & Istighfar
قال رسول الله ﷺ: «إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا» (رواه الترمذي)
Dalil: Syafaat Nabi ﷺ sangat luas bagi umat yang berdosa tetapi kembali pada Allah. Beliau senantiasa memohon ampun untuk umatnya .
Untuk Generasi Z: Jangan putus asa dari rahmat Allah meski terjerat dosa digital (pornografi, kecanduan game, medsos berlebihan).
Jadikan taubat digital sebagai gaya hidup: unfollow konten maksiat, hapus postingan dosa, mulai dari nol dengan akun hijrah.
Penutup
Pemuda adalah penentu arah umat.
Pemuda yang tumbuh dalam ibadah dijanjikan naungan Allah
di padang mahsyar.
Tantangan generasi Z jauh lebih besar dibanding zaman
sahabat, tetapi janji Allah tetap berlaku.
Dengan istiqamah dalam ibadah, menjaga diri dari fitnah digital, dan mengisi masa muda dengan amal saleh, mereka akan menjadi Ashhabul Kahfi masa kini.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَا سَأَلَكَ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِمَّا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ شَبَابَنَا شَبَابًا تَقِيًّا، وَاجْعَلْهُمْ قُدْوَةً صَالِحَةً فِي الْأُمَّةِ، وَاحْفَظْهُمْ مِنْ فِتَنِ الدُّنْيَا وَالشَّهَوَاتِ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى الْإِيمَانِ حَتَّى يَلْقَوْكَ وَأَنْتَ عَنْهُمْ رَاضٍ.
Posting Komentar